Meskipun bisnis yang
dijalankan masih kecil dan skala rumahan. Tapi memiliki niatan ingin serius
menjalankan bisnisnya dan ingin terus berkembang maka sangat disarankan untuk
melakukan pencatatan transaksi keuangan / pembukuan.
Bagi yang memiliki background
di bidang keuangan apalagi akuntansi, pasti akan mudah untuk membuat system
pencatatannya.
Sekarangpun sudah
banyak software pembukuan yang dapat dimanfaatkan dan memudahkan dalam
melakukan pembukuan.
Tapi untuk yang bukan dari background
akuntansi
atau keuangan,
dan belum cukup uang untuk membayar pegawai keuangan yang mengerti akuntansi atau merasa belum
saatnya untuk menggunakan software akuntansi maka catatlah transaksi keuangan
tersebut secara manual, dengan
metode yang sederhana dan praktis.
Mengapa kita
harus melakukan pencatatan keuangan ?
Mengetahui
kondisi keuangan bisnis yang dijalankan.
Berapa sih uang yang
kita punya saat ini dari bisnis
Untung atau rugi usaha ini,
berapa nilai untung/ruginya ..
Mencegah Bisnis
Mati
Dengan mengetahui
kondisi keuangan, maka kita bisa melakukan
pencegahan sedini
mungkin.
Mengetahui posisi uang kas-nya sudah
minim ...
jadi, misalnya ; tidak tambah
beli stock jualan dulu.
Banyak bisnis mati bukan
karena tidak ada penjualan tapi tidak
ada uang kas, untuk beli
bahan baku dsb.
Sebagai
bahan/dasar dokumen untuk :
Melakukan proses
akuntansi
Jika nanti suatu saat, sudah memiliki
sumber daya (uang dan
personal) untuk melakukan pembukuan
akuntansi, maka sudah
tersedia dokumennya untuk di pindahkan ke
pembukuan yang
benar dan betul
sesuai kaidah akuntansi.
Untuk kepentingan
perhitungaan pajak
Pajak yang
dibayarkan sesuai karena ada dokumennya.
Dokumen pendukung untuk mengajukan
dana kredit
Jika mengajukan
kredit maka, maka dokumen keuangannya
sudah siap atau tinggal di
improve sedikit lagi.
Pencatatan
keuangan .. agak ruwet dan nambah kerjaan .. tapi penting agar bisnis kita
tetap maju.
Jika kita bukan
tipikal yang senang detil dan administrasi, maka harus ada tim yang bantu,
misalkan dibantu oleh pasangan. Atau kalau tidak ada .. ya kita sendirilah yang
harus memaksakan disiplin mencatatnya. Inikan demi bisnis kita sendiri ..
Tahapan yang
dilakukan dalam melakukan pencatatan keuangan bisnis :
1. Pisahkan Rekening Pribadi dan Bisnis
2. Format Pencatatan
Menyiapkan Dokumen Pendukung
Nota penjualan dan atau
Tagihan / invoice
Menyiapkan Buku Pencatatan
Pencatatan Kas / Uang kas
Keluar Masuk
Pencatatan Piutang
Pencatatan Hutang
Pencatatan Stock
Keperluan jenis catatan keuangan
berdasarkan jenis usahanya, bisa
ada jenis / format pencatatan
yang tidak perlu atau bahkan ada
pencatan yang harus ditambahkan.
Misalkan usaha yang bergerak di
bidang jasa maka tidak di
butuhkan Buku Stock.
3. Buat
Estimasi Uang Kas Masuk dan Keluar
1. Pisahkan
Rekening Pribadi dan Bisnis
Jika rekening pribadi dan bisnis di
gabung, maka bisa terjadi kita “merasa”
ada uang banyak dan menggunakannya untuk
keperluan keluarga.
Sehingga bisa terjadi kita kesulitan dana
untuk membeli bahan baku yang
diperlukan atau membiayai operasional
usaha.
Jadi buatlah rekening bank yang terpisah
untuk pribadi dan bisnis.
Semua uang masuk dan keluar dari usaha,
melalui rekening ini.
Untuk keperluan pribadi dan keluarga
melalui rekening khusus satunya lagi ; rekening keluarga.
Jika masih gajian (masih bekerja jadi
karyawan), cocoknya rekening gaji ini di jadikan rekening
rekening pribadi / keluarga.
Tips : supaya uang keperluan pribadi / keluarga
tidak mengganggu uang usaha maka harus
di tentukan berapa besar uang bagian (gajian)
untuk pribadi.
Caranya :
Cara1.
tentukan GAJI yang akan diterima dari bisnis ini.
Cara2.
tentukan PROSENTASE bagian pribadi, misalnya 5% dari total omzet.
Juga sangat sangat di sarankan untuk menentukan
setiap tanggal berapa akan di ambil bagian pribadi tersebut.
Bagian (income) tersebut di pindahkan dari
rekening usaha ke rekening pribadi.
Penentuan menggunakan cara yang mana ; Gaji
atau Prosentase Bagian Pribadi bersifat
situasional
tergantung dari kondisi finansial bisnis yang berjalan dan ada tidaknya income lain (misal gaji).
Penjelasan lebih lanjut tentang hal ini,
akan di bahas secara terpisah.
Dengan menggunakan rekening terpisah
khusus untuk usaha, maka kita juga akan terbantu
pencatatan transaksi bisnis kita dari
catatan transaksi rekening bank.
2. Format
Pencatatan
Dokumen Pendukung
Hal penting tapi
kadang terlupakan adalah menyiapkan dokumen pendukung dalam melakukan transaksi
bisnis, al ; nota penjualan / bon dan tagihan / invoice.
Dalam transaksi
kecil cukup hanya menggunakan bon / nota penjualan atau bahkan cukup di catat
dalam buku penjualan harian.
Misalkan menjual
barang di warung/toko, cukup kita catat di buku penjualan harian saja. Karena
kita juga tidak memberikan bon pada pembeli.
Jika menggunakan
bon atau nota penjualan, harap menggunakan nomor urut. Hal ini untuk memudahkan
tracking pencatatan di kemudian hari (tidak ada pencatatan double, menghindari / meminimalkan manipulasi jika transaksi
dilayani oleh karyawan). Format Bon bisa menggunakan buku bon yang banyak di
jual di toko toko buku.
Sedangkan untuk
transaksi yang besar terutama jika produk di jual ke konsumen perusahaan, maka
mereka meminta invoice atau tagihan.
Untuk transaksi
bisnis ke corporate atau perusahaan
sebaiknya ditanyakan ke bagian pembelian atau keuangan-nya bagaimana tatacara
kelengkapan dokumen untuk penagihan.
Misalkan harus
ada dokumen :
Tagihan harus di
lengkapi dengan Surat Penawaran Harga yang disetujui
Tagihan
dilengkapi : Penawaran harga dan Bukti terima barang.
Contoh invoice :
Pencatatan Transaksi
Pencatatan ini
dapat dilakukan menggunakan format file excel atau buku tulis sederhana,
terserah bagaimana enaknya saja.
Pencatatan Kas / Uang kas Keluar Masuk
Pencatatan yang paling dasar / basic
apapun bisnisnya adalah menggunakan BUKU KAS.
Dengan buku kas ini kita bisa mengetahui seberapa besar uang masuk, dan
berapa besar uang yang keluar. Kita juga mengetahui saldo kas yang tersisa.
Sehingga kita lebih hati hati dalam menggunakan uang untuk keperluan lain.
Dalam buku kas di catat transaksi uang kas yang keluar dan masuk.
Contoh Pencatatan kas :
Setiap akhir bulan saldo kas bulan yang bersangkutan di bawa sebagai saldo
awal di bulan berikutnya.
Kolom kolom yang
ada di buku kas bisa di tambahkan subjek lain, sesuai kebutuhan bisnis. Umunnya
di tambahkan kolom “ No Bukti “ untuk mencatat no bon penjualan atau pembelian.
Serta ditambahkan kolom “ No kode “ untuk melakukan pengkodean setiap transaksi
sehingga bisa di kelompokkan untuk memudahkan analisa, sort data (jika
menggunakan excel) dan juga untuk kode rekening untuk pembukuan yang benar
secara kaidah akuntansi.
Pencatatan Piutang
Tidak selamanya
pembelian dilakukan secara tunai, ada juga yang dilakukan secara kredit atau di
bayarkan nanti. Dalam kasus seperti ini, maka kita harus mencatatnya dalam Buku
Piutang. Sehingga kita tidak lupa siapa saja yang berpiutang kepada kita, berapa
besar piutangnya serta telah melakukan pembayaran seberapa besar. Dan juga yang
penting, dengan catatan piutang ini kita bisa memonitor sudah berapa lama
piutang tersebut tidak tertagih. Kita harus bisa mempercepat periode penarikan
piutang, jangan sampai penjualan banyak tapi kebanyakan dalam bentuk piutang,
karena akan mengganggu cash flow
bisnis.
Hal lain yang
penting dan kadang dilupakan dalam melakukan piutang, yaitu kita harus mencatat
lengkap data pemilik piutang untuk memudahkan kita nanti dalam melakukan
penagihan ; Nama Lengkap, Alamat yang jelas, no tel rumah, no tel kantor, HP1
HP2, pin BB, Email.
Contoh Pencatatan Piutang sederhana.
Pencatatan Hutang
Kita hutang-pun
harus di catat, hutang jangan dilupakan ya ...
Dalam bisnis,
nama baik adalah modal kita, kita harus tepat waktu bayar hutang. Sehingga nama
kita akan semakin di percayai oleh para rekan bisnis.
Selain itu,
dengan melakukan pencatatan hutang maka kita terhindar dari membayar 2 kali
atau lebih bayar hutang kita. Biasanya-kan kalau lebih diam saja kalau kurang
baru ribut ... haha ...
Contoh Pencatatan hutang
Pencatatan Stock
Untuk yang
usahanya membutuhkan stock, baik bahan baku maupun stock barang yang dijual,
maka sangat baik jika stock bahan baku dan barang jadi yang dijual di catat
secara khusus.
Untuk yang
stock-nya banyak dan apalagi variannya banyak pula .. memang sangat ribet, .... jika sudah punya uang nantinya, hal yang
begini cocoknya menggunakan sistem barcoding
atau program komputer.
Dengan mencatat
stock dan terus meng-update-nya maka
kita akan :
- Menghindari uang / modal tertanam di stock yang tidak berputar. kita akan
terhindar membeli barang (stock bahan
atau barang jadi) yang tidak jalan,
istilah kerennya barang slow moving.
Kita hanya akan membeli barang
yang laku saja atau barang fast moving.
- Mencegah terjadinya pencurian stok, kita
dapat mengetahuinya secepatnya dan melalukan tindakan pencegahan yang
diperlukan. Artinya kita harus rutin melakukan stock opname, membandingkan
stock fisik dengan di catatan.
Dengan sistem
pencatatan stock yang selalu update
maka kita dapat menerapkan SSR (sales
stock ratio) – baca artikel penentuan harga untuk bisnis rumahan. Kapan
kita akan melakukan diskon cuci gudang 50% atau 70% untuk mendapatkan uang kas
kita kembali yang dapat di gunakan untuk membeli barang yang laku.
Contoh Pencatatan Stock
3. Buat Estimasi Uang Kas Masuk dan Keluar
Dalam mengelola
uang bisnis kita harus membuat bujet setiap pos uang masuk dan pos uang keluar.
Kemudian kita melakukan estimasi arus kas atau cash flow projection.
Mengapa estimasi cash flow ini penting :
Mengetahui rencana
uang yang masuk kapan (dari piutang atau sales) dan seberapa besar.
Mengetahui
estimasi biaya biaya atau uang kas yang harus keluar, misalnya gaji, bayar
listrik, telepon, dll.
Dengan mengetahui
uang kas masuk dan keluar, maka kita akan mengetahui, uang kas kita kurang atau
lebih (Cash In – Cash Out). Jika secara estimasi kurang maka kita sudah bisa
mengantisipasi bagaimana menaikkan penjualan atau menurunkan biaya.
Estimasi ini di
buat bulanan selama 6 bulan sd 1 tahun.
Kemudian di breakdown menjadi mingguan. Dan disetiap
bulan berjalan sangat baik lagi jika di breakdown
menjadi harian.
Untuk membuat
estimasi cash flow maka kita harus
menentukan pos pos cash in cash out yang terjadi serta mem-bujetkan
besaran uangnya.
Kemudian
bandingkan antara estimasi cash flow
dengan actual cash flow, minus atau
positif, sehingga dapat segera di ambil tindakan untuk periode berikutnya ;
apakah menunda pembelian bahan, menghemat biaya atau berusaha menaikkan
penjualan.
Dengan seiring
perjalan waktu dan pengalaman maka kita akan semakin mengerti dan ahli dalam
menyusunan estimasi cash flow ini, sehingga membuatnya tidak terlalu optimis
dan pesimis.
Contoh Estimasi
Cash Flow.
Memang terkesan rumit dan detail, tapi pencatatan keuangan sangat penting. Kembali lagi kepada kita, apakah kita ingin bisnis kita maju berkembang atau tidak. Karena dengan pencatatan keuangan kita akan mengetahui kondisi keuangan kita terkini, sehingga kita bisa mengambil tindakan tindakan preventif sedari dini.
Format yang
disampaikan hanyalah berupa panduan, format tersebut harus di sesuaikan dengan
jenis bisnis yang dijalankan dan kebutuhan data yang ingin dituliskan/disampaikan.
Jika ada saran
dan inputan mengenai pencatatan sederhana untuk bisnis rumahan ini, silahkan di
sampaikan, sehingga menjadi perbaikan dan semakin baik ... berguna untuk para
pengusaha pemula.
sumber: http://finplanner-jauhari.blogspot.co.id/2012/08/pencatatan-keuangan-sederhana-untuk.html
0 Response to "Pencatatan Keuangan Sederhana untuk Bisnis"
Posting Komentar