Sejarah Raja Ampat – Raja Ampat menjadi salah satu kepulauan paling eksotis di dunia. Tahukah anda seperti apa sejarah asal usul Raja Ampat?
Asal
usul Raja Ampat tak bisa dilepaskan dari suku asli yang mendiami pulau
terbesar di Raja Ampat, Waigeu. Yakni suku Maya. Hingga saat ini suku
asli Raja Ampat ini masih berdiam di pulau Waigeu. Namun mereka tidak
tinggal di Waisei yang merupakan Ibukota Kabupaten Raja Ampat, suku maya
memilih tetap tinggal di pedalaman. Menurut Yohanes yang kini menjabat
sekretaris dewan adat suku maya, kisah asal usul Raja Ampat tak bisa
dipisahkan dari cerita munculnya raja-raja dari suku maya.
Terdapat
beberapa versi cerita mengenai asal-usul nama Raja Ampat yang
diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi di dalam kehidupan
masyarakat asli kepulauan Raja Ampat. Salah satu versi dari cerita ini
adalah sebagai berikut:
Raja Ampat ditinjau dari sisi Sejarah
Di
tinjau dari sisi sejarah, Kepulauan Raja Ampat di abad ke 15 merupakan
bagian dari kekuasaan Kesultanan Tidore, sebuah kerajaan besar yang
berpusat di Kepulauan Maluku.
Untuk menjalankan pemerintahannya, Kesultanan Tidore ini menunjuk 4
orang Raja lokal untuk berkuasa di pulau Waigeo, Batanta, Salawati dan
Misool yang merupakan 4 pulau terbesar dalam jajaran kepulauan Raja
Ampat sampai sekarang ini. Istilah 4 orang Raja dalam yang memerintah di
gugusan kepulauan itulah yang menjadi awal dari nama Raja Ampat.
Kabupaten
yang memperingati Hari Ulang Tahun setiap tanggal 9 Mei ini sekarang
merupakan sebuah Kabupaten di Propinsi Papua Barat yang dimekarkan dari
Kabupaten Sorong pada tahun 2003. Bila kita lihat peta Propinsi Papua
Barat maka letak Kabupaten ini terletak di kepulauan sebelah barat paruh
burung pulau papua. Kabupaten Raja Ampat terdiri dari kurang lebih 610
pulau yang memiliki panjang total tepi pantai 753 km. Pusat pemerintahan
dan sekaligus Ibukota bagi Kabupaten Raja Ampat adalah sebuah kota yang
terletak di Pulau Waigeo, yaitu kota Waisai. (gorajaampat).
Asal Mula Nama Raja Ampat Menurut Mitos
Asal
mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat setempat berasal dari
seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di antaranya
menetas menjadi empat orang pangeran yang berpisah dan masing-masing
menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool
Barat. Sementara itu, tiga butir telur lainnya menjadi hantu, seorang
wanita, dan sebuah batu.
Telur-telur
tersebut disimpan dalam noken (kantong) dan dibawa pulang, sesampainya
di rumah telur-telur tersebut disimpan dalam kamar. Ketika malam hari
mereka mendengar suara bisik-bisik, betapa kagetnya mereka ketika mereka
melihat di dalam kamar ternyata ke-lima butir telur telah menetas
berwujud empat anak laki-laki dan satu anak perempuan, semuanya
berpakaian halus yang menunjukkan bahwa mereka adalah keturunan raja.
Sampai saat ini belum jelas siapa yang memberikan nama kepada anak-anak
tersebut tapi kemudian diketahui bahwa masing-masing anak bernama :
1. War menjadi Raja di Waigeo.
2. Betani menjadi Raja di Salawati.
3. Dohar menjadi Raja di Lilinta (Misool)
4. Mohamad menjadi Raja di Waigama (Batanta)
1. War menjadi Raja di Waigeo.
2. Betani menjadi Raja di Salawati.
3. Dohar menjadi Raja di Lilinta (Misool)
4. Mohamad menjadi Raja di Waigama (Batanta)
Baca juga: Paket Wisata Pulau Harapan
Sedangkan
anak yang perempuan (bernama Pintolee), pada suatu ketika anak
perempuan tersebut diketahui sedang hamil dan oleh kakak-kakaknya
Pintolee diletakkan dalam kulit bia (kerang) besar kemudian dihanyutkan
hingga terdampar di Pulau Numfor. Satu telur lagi tidak menetas dan
menjadi batu yang diberi nama Kapatnai dan diperlakukan sebagai raja
bahkan di beri ruangan tempat bersemayam lengkap dengan dua batu yang
berfungsi sebagai pengawal di kanan-kiri pintu masuk bahkan setiap
tahunnya dimandikan dan air mandinya disiramkan kepada masyarakat
sebagai babtisan untuk Suku Kawe. Tidak setiap saat batu tersebut bisa
dilihat kecuali satu tahun sekali yaitu saat dimandikan.
Raja Ampat: Tinjauan Sejarah
Oleh
karena masyarakat sangat menghormati keberadaan telur tersebut maka
dibangunlah sebuah rumah ditepi Sungai Waikeo sebagai tempat tinggalnya
dan hingga kini masih menjadi objek pemujaan masyarakat. (Sumber:
Korneles Mambrasar).
Di tinjau dari sisi sejarah, Kepulauan Raja Ampat
di abad ke 15 merupakan bagian dari kekuasaan Kesultanan Tidore, sebuah
kerajaan besar yang berpusat di Kepulauan Maluku. Untuk menjalankan
pemerintahannya, Kesultanan Tidore ini menunjuk 4 orang Raja lokal untuk
berkuasa di pulau Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool yang merupakan 4
pulau terbesar dalam jajaran kepulauan Raja Ampat sampai sekarang ini.
Istilah 4 orang Raja dalam yang memerintah di gugusan kepulauan itulah
yang menjadi awal dari nama Raja Ampat.
Demikian artikel kami yang berjudul Sejarah Raja Ampat, semoga bermanfaat
source: http://maritimtours.com/sejarah-raja-ampat.html
0 Response to "Sejarah Raja Ampat"
Posting Komentar